Minggu, 06 Oktober 2013

PEREKONOMIAN INDONESIA


NAMA           : SOPYAN HARTATOK
KELAS          : 3EB24
NPM               : 26211867
MK                 : Bahasa Indonesia 2 #


PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI
1.      DEDUKTIF
Banyak pihak yang mengatakan target inflasi 6 persen pasti tak tercapai, karena menurut mereka yang paling realistis adalah 6,5 persen. Berdasarkan berbagai analisa, inflasi disebabkan murni faktor dalam negeri. Sebab meskipun rupiah sempat terdepresiasi, posisinya kini relatif stabil. Sehingga dampaknya, insentif intermediasi perbankan makin sulit diberikan karena suku bunga tidak bisa diturunkan. Melihat keadaan saat ini, mungkin inflasi akhir tahun akan berada di kisaran 6,5-6,8 persen. Karenanya suku bunga BI belum akan turun. Sepertinya inflasi September lalu tidak disebabkan kenaikan empat kebutuhan pokok yakni beras, minyak goreng, minyak tanah, gula. Tetapi hal tersebut disebabkan harga keempat komoditas tersebut sudah lebih dahulu naik, sehingga kenaikannya pada September sudah melambat. Menurut data yang saya peroleh, minyak goreng hanya menyumbang inflasi 0,2 persen dan beras 0,1 persen. Secara umum, kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok bahan makanan 1,81 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,45 persen; dan perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,18 persen. Kemudian kelompok sandang 1,22 persen; kesehatan 0,44 persen, rekreasi dan olahraga 1,70 persen; dan kelompok transpor. Tetapi setelah melihat perkembangan sampai saat ini, kita masih dapat optimis bahwa target inflasi masih tetap dapat dicapai. Adanya optimisme ini karena didukung dengan kebijakan yang hati-hati. Coba kita perhatikan meskipun terdapat guncangan akibat kenaikan harga minyak dunia, tetapi kita bisa meyakini guncangan tersebut tidak akan membuat krisis seperti tahun 1997.
Sebelumnya Menko Perekonomian Boediono mengatakan, target inflasi 2007 sebesar 6,0 persen masih bisa dicapai meskipun pemerintah hanya memiliki ruang inflasi 0,76 persen dalam dua bulan ke depan yang artinya sampai saat ini. Saya kira bahan pokok stabil, saya kira bisa atau masih bisa mendekati. Tetapi kita perlu mewaspadai tekanan inflasi terbesar yang diperkirakan akan datang pada bulan Desember, di mana ada hari Natal dan tahun baru. Oleh karena itu, kita fokuskan pada harga kebutuhan pokok.

Tingkat suku bunga, dimana saat ini Bank Indonesia (BI) tidak mungkin menurunkan suku bunga hingga 300 basis poin sepanjang tahun 2006. Walaupun ruang untuk penurunan kemungkinan masih ada, pada tahun ini penurunan suku bunga oleh BI akan tetap dilakukan tetapi tak akan terlalu besar.Sangat mustahil suku bunga diturunkan 300 basis poin lagi pada tahun 2007 ini. BI tak mungkin menurunkan suku bunga hingga 6,75 persen pada tahun 2007, jika inflasi ditargetkan enam persen. Jika itu tetap dilakukan, itu menunjukkan bahwa BI kurang bijaksana dan kurang berhati-hati. Dalam menghadapi situasi ini, BI tak boleh hanya menganalisis satu hal saja sebagai dasar untuk menurunkan suku bunga. Ada banyak faktor yang harus dikaji, tak hanya melihat pertumbuhan ekonomi saja sebagai dasar untuk menurunkan suku bunga tetapi juga berbagai hal lainnya. Moneter policy, tak bisa one to one, seperti jika inflasi naik, suku bunga harus diturunkan, begitu pula sebaliknya. Sebenarnya pada tahun ini daya beli masyarakat dapat dikatakan berangsur mulai membaik, pemerintah juga melalui Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan menurunkan suku bunga dengan asumsi dapat menstimulus kalangan usaha untuk kembali menggairahkan sektor-sektor strategis, kebijakan ini direspon positif oleh kalangan usaha yang terkait langsung dengan suku bunga.
Selain itu dalam paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah, mulai menunjukkan kemajuan. Namun dari segi investasi masih jauh dari optimal, hal ini disebabkan oleh peraturan investasi masih belum ada kejelasan.Sampai saat ini dapat kita lihat, pemerintah belum bisa melakukan restrukturisasi dalam bidang investasi, terutama menyangkut birokrasi yang panjang dan kepastian hukum. Sehingga Perbankan sebagai sumber dana bagi para investor menganggap resikonya terlalu tinggi jika mengeluarkan dana untuk kredit investasi, Perbankan lebih tertarik dengan kredit konsumsi. Ditambah lagi dengan berbagai aturan yang dibuat oleh DPR membuat para investor asing memutuskan untuk beralih menyimpan dananya di negara lain yang lebih mudah dan aman dalam ber-investasi.
Beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas pemerintah pada tahun 2007 terkesan ambisius, karena pembangunan ini tidak realistis dan cenderung terbatas pada perusahaan tertentu, misalnya saja, pembangunan infrastruktur pembangkit listrilk 10.000 MW tidak didukung oleh administratif dan teknis yang baik. Pembangunan jalan tol juga masih belum berjalan, padahal pemerintah telah menyiapkan dana sebesar 600 Milyar untuk pembebasan tanah.

2.      INDUKTIF
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 lebih baik bila dibandingkan tahun 2012. Hatta mengatakan itu saat ditemui di Gedung Bank Indonesia Jakarta
"Tahun 2013 kita tumbuh lebih baik dari 2012. 2013 sepertinya akan membaik keadaan komoditi juga membaik. Kuartal ke 3 akan membaik," klaim Hatta.
Apa yang membuat Hatta beryakinan ekonomi Indonesia 2013 bisa lebih baik dari tahun 2012? Hatta memandang data BKPM yang meyakini akan ada arus investasi yang jauh lebih kuat pada tahun 2013. Selain itu tumbuhnya industri manufaktur dan konsumsi domestik yang tinggi.
"Iklim Investasi menurut BKPM tahun 2013 mencapai Rp 390 triliun jauh lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 280 triliun. Manufaktur juga tumbuh cukup baik menurut Menteri Perindustrian tumbuh 7%. Konsumsi kita cukup kuat jadi ini menjadi mesin utama kita. Semua faktor harus kita dukung jadi cukup tinggi," tuturnya.


Walaupun begitu, Hatta mewanti-wanti agar Indonesia tetap menjaga iklim yang kondusif ini. Permasalah yang terkait mengenai ketenagakerjaan dan upah dinilai sebagai faktor yang harus diselesaikan.
"Walaupun begitu kita katakan kehatian-hatian harus kita jaga. Sektor perbankan tumbuh cukup bagus, iklim usaha juga baik dan neraca pembayaran kita masih positif walaupun harus kita lihat ada tekanan. Oleh karena itu, semua faktor (tenaga kerja dan upah) harus diperhatikan dan diselesaikan.


SUMBER              :
  1. Perekonomian Tahun 2007 Bertambah Baik dengan 8 Syarat. KOMPAS.                 Jakarta. 2007